Rabu, 29 Februari 2012

Puisi Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,

bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,

bahwa mobilku hanya titipan Nya,

bahwa rumahku hanya titipan Nya,

bahwa hartaku hanya titipan Nya,

bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?

Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah

kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,


kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,

aku ingin lebih banyak harta,

ingin lebih banyak mobil,

lebih banyak rumah,

lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,

Seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika :

aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan

Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku,

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...

"ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

By: WS. Rendra



Minggu, 26 Februari 2012

najach

Najach terlahir dari keluarga sederhana sekali,tapi tekad dan keyakinan nya sangat besar, Najach mulai bekerja dg berjualan pakaian dan dg modal tekad, dia jualan sekitar 1th tapi bangkrut dan banyak hutang, Najach pun akhirnya buka usaha lagi, dia jualan krupuk juga dg modal tekad najach pun bangkrut lagi, hutang najach pun bertmbah banyak. Najach tidak menyerah dia buka usaha lagi juga dg modal tekad, kali ini najach buka kios di pinggir jalan, jualan apa saja yg bisa di jual mulai dari koran, tenaga dan pikiran, dlm pekerjaan ini najach lumayan senang karena dia bisa melunasi hutang2 nya, dan bisa beli sepeda motor, setelah sekitar 6 th tahun berjualan najach di ajak seorang teman nya untuk untuk membuka bisnis baru yg begitu menjanjikan,najach pun menjalani bisnis tersebut dan meninggalkan pekerjaan yg lama,pada awal nya penghasilan najach lumayan meningkat, hingga najach berani mengambil motor baru dg menjual motor nya yg lama sebagai uang muka,tapi setelah beberapa bulan najach bangkrut,kali ini najach benar2 menderita karena harus menanggung hutang puluhan juta dan angsuran motor, yg lebih parah lagi najach di jauhi semua teman2 nya, najach sudah tidak punya apa apa lagi untuk beli makan sehari-hari saja najach harus menghutang, kadang sampai 2hari najach nggak makan apa2 .sampai saat itu hidup najach selalu di sertai kegagalan tapi najach tetap bersyukur walau dalam keadaan terjepit, Najach pun akhir nya memutuskan untuk berjualan keliling, kali ini najach berjualan sandal dg modal lama {TEKAD}.
Singkat cerita;akhirnya najach bisa hidup layak, bisa melunasi semua hutang2 nya dan serba kecukupan.
  Yg perlu di renungi: Najach tak pernah mengeluh,tak kenal menyerah apa lagi putus asa, dan dia selalu bersyukur walau dia ter jepit.
Pesan Najach:  Jadikanlah kegagalan di masa lalu  sebagai pembangkit semangat, karena kegagalan, kehancuran mengharuskan kita untuk berbenah diri.
Tetap lah ber fikiran positif, yakinlah bahwa allah selalu bersama kita, allah maha ber tanggung jawab, allah maha kaya, maha kasih. teruslah berusaha tapi jangan lupa ber do'a.
Tetaplah bersyukur apapun keadaan mu